Selasa, 09 Oktober 2012

Yang Lalu Biar Berlalu

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berfikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup disimpan rapat-r apat lalu disimpan dalam ruang penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya. Atau diletakan dalam ruang gelap yang tak tembus oleh cahaya. Yang demikian karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak mungkin mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali. Kegundahan tak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan menghidupakannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu.! Apakah ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ketempatnya terbit, seorok banyi ke perut ibunya, air susu ke payudara ibu, dan air mata ke kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda dengan masa lalu, keresahan atas apa yeng telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondidi yang naif, ironis, memperhatikan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan meyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah meraka lakulan, Allah selalu mengatakan "itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka akan selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang membubuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahadan, nenek moyang kita dahhulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian
 "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dalam kuburannya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang bertanya kepada seekor keledai begini : "Mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"Aku benci khayalan," Jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru disibukan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jjin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian adalahitu mustahil pada asalnya.

Orang-orang berfikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air mengalir ke depan, setiap khalifah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu akan bergerak maju kedepan. Maka itu janganlah pernah melawan sunah kehidupan.

Dikutip dari Buku La-Tahzan Karya Aidh Al-Qarni